Kurnia Effendi: "Semua buku bagi saya berkesan"

Posted by Penulis Cilik Punya Karya On Rabu, 02 Desember 2009 1 komentar

Assalamualaikum. Apakabar, Mas Kef?
Kabar baik. Semoga Anda juga selalu dalam lindungan Tuhan.

Sedang sibuk apa sekarang?
Sibuk macam-macam. Kalau di kantor, karena saya berada di bawah payung Pengembangan Showroom ya tentu membantu para dealer melakukan standarisasi showroom Suzuki mobil. Kadang-kadang keluar kota untuk survei atau site meeting.

Kalau urusan tulis menulis, saat ini masih konsentrasi dengan novel sejarah yang saya garap bersama Iksaka Banu. Namun tak henti juga menulis kolom untuk Indonesia Energy Watch, permintaan cerpen dari majalah remaja, menyiapkan novel cinta, dll.

Untuk komunitas, saya sedang membantu terbentuknya yayasan seni budaya. Selain itu, sebagai Ketua Asosiasi Penulis Cerita, sedang menyiapkan beberapa program, di antaranya “Gerakan Menuju 100 Buku ANITA”. Kami sedang bergegas menerbitkan buku, meminta agar setiap anggota minimal menerbitkan satu buku di tahun 2009, untuk dipamerkan nanti pada ultah asosiasi 15 Februari 2010. Kemudian, ada juga wadah untuk para komunitas berunjuk sastra di Jakarta Timur, namanya Kedailalang. Gagasan dari Saut Poltak Tambunan dan beberapa teman yang lain ini berlangsung Sabtu malam kedua setiap bulannya.

Kira-kira sudah berapa tahun Mas Kef menggeluti dunia tulis-menulis?
Menulis dari SD, jadi sudah lama sekali. Tetapi menulis untuk publik mulai 1978. Cerpen dan puisi pertama dimuat di majalah Gadis, Aktuil, dan koran Sinar Harapan. Selanjutnya saya gemar mengikuti sayembara cerpen dan puisi, menghasilkan sekitar 30 penghargaan, 8 di antaranya juara pertama.

Apakah Mas Kef pernah merasa bosan menulis? Jika pernah, apa yang Mas Kef perbuat untuk mengatasi hal tersebut?
Selayaknya semua pengarang, tentu pernah bosan menulis. Biasanya saya seling dengan kegiatan lain, misalnya menonton film, mendengarkan musik, menggambar, traveling, silaturahmi dengan teman-teman. Biasanya lantas muncul gagasan-gagasan baru dan kembali rindu menulis.

Apa yang terus memotivasi Mas Kef untuk terus menulis sampai sekarang?
Rasa berutang jasa, itulah motivasinya. Saya telah menyerap banyak pengetahuan dan wawasan dari para penulis pendahulu saya. Dengan apa saya membalas budi baik pencerahan itu jika tidak dengan menulis? Tulisan saya merupakan balas jasa kepada generasi berikutnya. Jadi akhirnya menulis itu seperti kebutuhan sebagai ucapan terima kasih.

Kira-kira, pada tahun berapa tulisan Mas Kef dimuat di media? Cerpen, novel, atau tulisan non fiksi? Bagaimana perasaan Mas Kef saat itu?
Sudah saya sampaikan di depan, bahwa tulisan saya di media pertama kali tahun 1978. Tentu merasa sangat bahagia dan memicu untuk membuat tulisan berikutnya.

Siapa sih penulis favorit Mas Kef?
Sebenarnya banyak penulis favorit saya. Katyusha, misalnya, penulis tahun 80-an yang cerpen dan cerbernya dimuat (hanya) di majalah HAI. Budi Darma, terutama untuk novel Olenka yang menurut saya materpiece beliau. Arswendo Atmowiloto oleh produktivitas dan kreativitasnya; saya sangat menyukai The Circus, novelnya yang luar biasa di masa lalu. Alistair MacLean, pengarang yang memesona untuk saya di kala muda. Dan beberapa lagi.

Buku bacaan yang paling membuat Mas Kef berkesan sampai sekarang?
Polong Saga Retak (Katyusha), Olenka (Budi Darma), Wanita (Paul I Wellman), Mimpi-Mimpi Einstein (Alan Lightman)

Bagaimana tanggapan Mas Kef dengan copy the master?
Apa ya maksudnya? Mencontek? Epigonisme? Plagiarisme? Bagi saya, terpengaruh pengarang senior itu sudah lazim. Hampir setiap pengarang demikian. Saya pun terpengaruh gaya Katyusha, Alistair, Budi Darma, Arswendo. Terinspirasi boleh saja. Epigon sulit dihindari, namun lambat laun seorang pengarang akan menemukan jati dirinya. Plagiat jangan sampai terjadi, itu tabu bagi saya.

Sudah berapa judul buku yang Mas Kef tulis? Judulnya apa saja?
Banyak sekali. Puisi tentu lebih dari 2000 judul. Buku sudah 11 buah. (Kartunama Putih, Senapan Cinta, Bercinta di Bawah Bulan, Aura Negeri Cinta, Kincir Api, Selembut Lumut Gunung, Burung Kolibri Merah Dadu, Interlude-Jeda, Four Fingered Pianist, Merjan-Merjan Jiwa, dan Kakawin Gajah Mada). Cerpen mungkin lebih dari 100 judul, termasuk cerita anak-anak.

Di antara semua buku yang sudah Mas Kef tulis, adakah yang paling berkesan bagi Mas Kef?
Semua buku bagi saya berkesan, terutama karena proses penciptaannya.

Untuk membuat satu cerpen, biasanya Mas Kef menghabiskan waktu berapa lama?
Sangat bervariatif. Ada yang 2 jam selesai, ada yang berbulan-bulan. Yang lama selesainya tentu karena diputus oleh kesibukan lain dan terlupakan. Umumnya sih beberapa hari.

Pernah mengalami writer’s block? Apa yang Mas Kef lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
Kita sebagai pengarang harus belajar dua hal: (1) Menciptakan mood (bukan menunggu mood), dan (2) Menikmati disiplin (bukan menulis kalau sedang ingin saja).

Dalam sebulan, Mas Kef membaca berapa buku? Buku apa yang saat ini sedang Mas Kef baca?
Tidak tentu jumlahnya. Saya membaca buku cepat saat dipesan untuk resensi. Kalau untuk keperluan pribadi bisa berminggu-minggu, karena selalu tergoda membaca judul yang lain, atau tergoda untuk menulis. Jika saya memiliki waktu hanya dua jam, saya justru memanfaatkannya untuk menulis ketimbang membaca.

Mengingat Mas Kef bekerja di perusahaan otomotif, bagaimana Mas Kef menyiasati waktu untuk menulis?
Berusaha tiap hari menulis walau sebentar. Saat malam setelah selesai semua kegiatan menyisihkan waktu sejam dua jam untuk menulis. Saat kepagian tiba di kantor, masih sempat menulis barang setengah jam sampai 1 jam.

Bagi Mas Kef, arti menulis itu apa, sih?
Menulis awalnya hak buat saya sebagai seorang yang mendapatkan ide. Namun kini menulis adalah kewajiban saya karena selekas mungkin saya harus berbagi kepada orang lain (pembaca)

Apa yang Mas Kef dapatkan dari menulis?
Kepuasan batin, tentu saja. Kepopuleran (mau tak mau). Uang (jika suatu saat jadi profesi tunggal)

Sebelum menulis, bianya apa saja yang Mas Kef persiapkan?
Saya tidak pernah menyiapkan peranti secara khusus untuk menulis. Tentu saja menyalakan lap top (kalau dulu ya membuka mesin ketik). Selanjutnya ya langsung menulis. Khusus untuk novel sejarah yang sedang kami garap, kadang-kadang membuka buku-buku referensi atau googling.

Ada tidak tulisan Mas Kef yang sampai sekarang tidak selesai-selesai?
Ada, dong. Karena saya menulis dimulai dengan judul, banyak judul yang masih terbengkalai. Selain itu, novel sejarah yang saya tulis berdua itu telah hampir 10 tahun tidak kelar-kelar.

Pertanyaan terakhir, kira-kira sampai kapan Mas Kef terus menulis?
Sampai tak sanggup lagi menulis. Cita-cita saya, setelah pensiun dari pekerjaan formal, ingin total menulis.

Oke, terimakasih banyak Mas Kef atas jawaban yang sudah diberikan. Semoga Mas Kef selalu diberi kesehatan. Aamiin. Wassalamualaikum...
Alhamdulillah amin. Terima kasih juga. Sampai jumpa.


1 komentar to Kurnia Effendi: "Semua buku bagi saya berkesan"

  1. says:

    RahmanCyber Wah bagus tuh...
    aku punya blog penulis di www.rahmancyber.co.cc
    kalau mau review monggoh...

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails
Diberdayakan oleh Blogger.